Senin, 09 Juli 2018

Critical Review Sejarah sosial Umat Islam Karya Ira M Lapidus


SEJARAH SOSIAL UMAT ISLAM (Bagian kesatu & kedua)

Oleh : Budi Sujati

I.         PENGANTAR (INTRODUCTION)

       Dalam critical review ini, reviewer terlebih dahulu akan menyampaikan sumber data untuk critical review, bahwa untuk critical review tersebut bibliografinya sebagai berikut :


Nama Tulisan                        : Kitab (Buku)

Judul Buku                            : Sejarah Sosial Umat Islam


Penerbit dan tahun terbitan   : PT. Raja Grapindo Persada,2000


Pengarang                             : Ira M.Lapidus


Penerjemah                           : Ghufron A. Mas’adi,.-Ed


II.       RINGKASAN (SUMMARY)

Islam merupakan agama bangsa yang tersebar di pertengahan bumi ini yang terbentang dari tepi laut Afrika sampai tepi laut Pasifik Selatan dari padang rumpu siberia sampai ke pelosok kepulauan di Asia Tenggara- bangsa Berber, Afrika Barat, sudan, Afrika Timur yang berbahasa Swahili, bangsa Arab di Timur Tengah, bangsa Turki, Iranian, bangsa Turki dan Persia yang tinggal di Asia Tengah, bangsa Afghan, Pakistan, India, Cina, mayoritas bangsa Malaysia dan Indonesia, minoritas Muslim bangsa Philipina yang secara keseluruhan jumlah mereka mencapai 1.000.000.000 jiwa lebih. Dari sisi latarbelakang etnis, bahasa, adat, organisasi politik, dan pola kebudayaan dan teknologi, mereka menampilkan keragaman kemanusiaan, namun islam menyatukan mereka. Meskipun seringkali tidak menjadi totalitas kehidupan mereka, namun Islam terserap dalam konsep, aturan keseharian, memberikan tata ikatan kemasyarakatan, dan memenuhi hasrat mereka meraih kebahagiaan hidup. Lantaran keragaman tersebut, Islam berkembang menjadi keluarga terbesar umat Manusia. Buku sejarah ini menggambarkan bagaimanakah keragaman sikap umat Islam dan apa makna islam bagi mereka. Dalam buku ini mengajukan Sejumlah pertanyaan: Apakah yang disebut Islam? Adakah Bagaimanakah bangsa yang berbeda-beda, bahkan mereka berjauhan, menjadi Muslim? Apa kontribusi islam terhadap karakter mereka, terhadap jalan hidup mereka, terhadap tata aturan dalam kemasyarakatan mereka, dan terhadap aspirasi dan identitas mereka seberapakah kesejarahan berpengaruh terhadap kelahiran islam, terhadap keragaman islam, dan terhadap nilai-nilai peradaban adakah pola-pola jalinan antara pemahaman dan praktik keislaman mereka? Untuk menjawab sejumlah permasalahan tersebut, kita harus memperhatikan bagaimanakah konsep agama tentang realitas dan makna kehidupan manusia, memperhatikan makna yang tersimpan di dalam kitab suci dan di dalam berbagai karya tafsir dan memperhatikan pemikiran dan cita rasa yang tersimpan di dalam hat orang-orang Muslim sebagaimana yang tercermin dalam pola hidup institusi pada masing-masing masyarakat Muslim, dan juga memperhatikan bagaimanakah kehidupan sosial dan politik masyarakat Muslim terekspresikan dalam nilai-nilai dan simbol Islam. Sejarah Islam yang kita bahas merupakan sejarah dialog diantara "dunia" simbol agama dan dunia kehidupan yang nyata ini, yakni sejarah interaktif antara nilai-nilai islam dengan sepah kehidupan masyarakat Muslim yang membentuk berbagai formasi yang berbeda-beda, namun tetap menjadikan mereka sebagai masyarakat Muslim.

III. KRITIK (CRITIQUE)

Penulisan buku kesejarahn pada umumnya menurut penerjemah sendiri bahwa kondisi penulisan dan pembahasan yang diambil oleh penulis khususnya pengarang buku menilai bahwa terlalu berorientasi pada politik dan terlalu berorientasi ke wilayah Timur Tengah yeng menjadi pusat peradaban Islam, kecenderungan tersebut telalu membawa hasil karyanya memiliki titik kelemahan yaitu dalam kajiaannya pada kehidupan elit politik dan cara-cara perebutan kekuasaaan, peperangan dan pertumpahan darah yang pada akhirnya membawa citra buruk dari masyarakat umum terhadap Islam, sebagai Agama Warior (Agama Perang) bukan sebagai agama rahmat. Namun masih banyak faktor penilaian yang keluar dari khususnya para pembaca, bahwa kondisi umat Islam kurang mempedulikan karakteristik kultural Islam seperti pendidikan, perekonomian dan keagamaan. Dengan tidak secara langsung menerangkan bahwa peradaban Islam yang lebih besar hanya ada di Timur tengah, tanpa melihat kondisi-kondisi Islam di daerah lain.

Namun lain halnya dengan buku Sejarah Sosial Umat Islam, dalam penulisannya lebih merekontruksi pada kondisi sosial, dengan penjelasan bingkai sejarah seluas Negara Islam hingga pembahasannya pada tahun 1980-an. Buku ini memeiliki Dua jilid buku dengan tiga tema besar. Diantaranya yaitu, buku pertama Perkembangan awal peradaban Islam di timur tengah abad VII-XII, dan penyebaran global masyarakat Islam XIX. Buku Kedua, perkembangan Moderen Umat Islam Abad XIX-XX M. Buku Ketiga, Sejarah Sosial Umat Islam.

Buku sejarah yang lebih dominan di jelaskan dalam buku ini memaparkan bagaimana keragaman sikap umat Islam dan apa makna Islam bagi mereka, dengan kitab suci yang mereka pegang hanyalah kitab suci sedangkan realitasnya mereka sama-sama memiliki cita-cita yang besar dan keinginan besar terhadap kemajuan Islam secara keseluruhan baik dari kalangan umum umat Islam pola hidup yang tercermin dari institusi pada masing-masing masyarakat Muslim dan juga perhatiannya terhadap bagaiamana kehidupan sosial dan politik yang di ekspresikan terhadap nilai nilai dan simbol dari islam,Adapun kondisi pembahasan mengenai karakteristik penulisan dialog antara dunia dan dunia, dengan penggambaran dengan nilai dunia Islam dengan kondisi umat Islam yang memiliki karakteristik tersendiri.

Bagian pertama dalam buku ini mencermati era pembentukan peradaban Islam sejak masa turunnya Al-Quran sampai Abad 13M. Periode ini bermula ketika masa Nabi Muhammad SAW dengan disusul dengan periode Islam klasik yang di tandai dengan kemajuan kegaiatan kepustakaan arab, dari hasil pengajaran Islam dan hasil Kosmopolitan yang merupakan dari ketiga perpaduan unsur-unsur antara unsur kesukuan, unsur keagamaan dan unsur aristokratik yang menjadi landasan awal dari peradaban Islam.

Adapun kaitannya dengan pembahasannya bahwa bagian pertama dari buku ini bahwa perkembangan peradaban Islam dari sudut pandang perkaitan antara peradaban Islam dengan pola-pola Institusi imperium Timur Tengah, dengan pola ekonomi dan monoteistik yang sebelumnya telah ada dikalangan mereka, dan kaitan dengan evek cultural akibat pembentukan imperium baru tersebut akibat urbanisasi dan perubahan sosial, pembahasan buku mengenai bagian pertama ini di akhiri dengan pembahasan mengenai sejarah Irak dan Iran dari Abad ke10 sampai abad ke 13 M. Periode ini menjelaskan bagaimana Islam menjadi agama mayoritas bagi kebangsaan Masyarakat Timur Tengah dalam periode ini umat muslim memiliki sekte dan unsur-unsur institusi kemasyarakatan dengan sejumlah sekte, Mazhab hukum, dan kelompok Sufi atau Tarikat. Mendukung kondisi agama dengan rezim politik, pada periode inilah nilai-nilai Islam mendorong pada kondisi masyarakat awam yang di kordinir oleh masyarakat landasan politik dan agama.

Bagian Kedua dalam buku ini menjelaskan bahwa penyebaran ideology Islam Timur Tengah. Tepatnya abad VIIM–XIXM Islam telah menjadi agama mayoritas masyarakat Arab di Timur Tengah, Agama masyarakat Asia Tengah dan Cina, India, Asia Tenggara, Afrika dan masyarakat Balkhan. Bagian ini lebih memfokuskan sorotan pada faktor faktor pendukung jaya dan berkembangnya Islam di muka bumi, dan kebersamaan nilai-nilai Islam dengan Nilai kemasyarakatan, dan juga adanya konsolidasi terhadap rezim yang ada seperti Mughal, Usmani, dan Safawiyah dan juga beberpa Islam di Asia Tenggara, Afrika dan juga beberapa wilayah lainnya, dan juga mencermati cara yang di tempuh mereka dan mengintegrasikan antara rezim politik dengan institusi Islam dengan pola yang dimilki oleh Non-Islam.

Sekitar Abad XVIII M peradaban Islam telah di modifikasi oleh Barat dan bahkan telah di sebar luskan di masyarakat global dan pada masyarakat pribumi dan masyarakat lainnya. Yang masig-masing memiliki rasa tanggung jawab akan keyakinannya dan aplikasinya terhadap lembaga besar (kenegaraan), kultur dan institusi sosial yang berinteraksi dengan organisasi kemanusiaan baik dengan pertukaran ekonomi dan segala sesuatu hal yang dapat di akulturaskan dengan dengan komunitas etnis Non-Muslim.

Adapun dengan perubahan yang terdapat dikalangan masyarakat muslim dari abad XVIIIM sampai Sekarang di jelaskan dalam buku bagian ke tiga, dengan kondisi ini Muslim sedang di kacaukan oleh sejumah kekuatan imperium Muslim, kemunduran ekonomi konflik internal keagamaan dan kaitannya dengan kebangkitan politik dan ekonomi bangsa Eropa dan juga oleh dominasi cultural mereka. Dari kekuatan ini mendorong kekuatan nasional dan kekuatan modernisasi system pertanian dan indusrtialisasi, perubahan struktur kelas yang sangat mendasar dan masuknya sejumlah ideologi nasionalis sekuler dan ideologi modern lainnya, adapun itu faktornya selalu mengarah pada pergerkan modernisasi dengan adanya konflik internal yang berkepanjangan yang mengakibatkan konplik politik ekonomi dan cultural dan juga dari perbedaan pandangan di kalangan Muslim lainnya akibat campur tangan Eropa mengakibatkan perpecahan dikalangan elit politik dan juga mengakibatkan perkembangan gerakan revivalis dengan tujuan politik dan sosial, di lain pihak banyak di antara masyarakat yang condong pada sesuatu hal makan di sana akan terjadi sebuah konplik, dengan mencermati organisasi politik dan keagamaan, pengaruh imperialeisme Eropa dan juga perdebatan ideologi politik dan kalangan elit Negara Muslim, buku ini menjelaskan mengenaistruktur rezim islam yang berlaku sekarang Ini dan juga menjelaskan daerah kelembagaan Islam dan gerakan gerakan revormis dalm bentuknya sebagaimana yang berkembangan dimasyarakat Muslim kontemporer.

Adapun dalam penulisan sejarah Islam dapat di kategorikan dalam dua dimensi, Pertama, dalam dimensi sejarah dan perubahan yakni upaya untuk memperhatikan pembentukan masyarakat Islam dan perubahan mereka sepenjang jaman. Kedua, dengan dimensi analitis dan komparatif, yakni upaya mamahami timbulnya keragaman di anatara mereka.

Adapun tekanan dalam buku ini terletak pada instituisi komunal, keagamaan dan Institusi politik Masyarakat Islam dari pada intitusi ekonomi dan teknologi, karena hal tersebut menjadi corak dari yang membedakan mereka dari masyarakat yang memiliki karakteristik persamaan ekologis dan model-model produksi. Berasusmi bahwa pola dasar penyajian produksi dan pertukaran ekonomi dalam masyarakat Muslim telah berlaku pada era pra Islam, dengan pola system pertanian dan produksi pastoral (pengembalaan Binatang) kerajinan tangan, manufaktur system pertukaran yang berlaku, dan juga kapasitas dan teknologi, semuanya telah berusia kuno yang msih tetap di pertahankan, bukan pola-pola yang menjadi peninggalan Islam. Bukan berarti mengingkari adanya pariasi yang juga sama-sama berarti dalam aktivitas ekonomi di kalangan masyarakat Islam. Namun di mana kapitalisme eropa pada abad ke XIX-XX perubahan ekonomi dan teknologi sangat besar terhadap masyarakat Islam yang secara ekonomis meruntuhkan beberapa kelas yang lambat laun berkembang di negeri-negeri Muslim, dan elit agama dan politik institusi dan nilai-nilai cultural terus memainkan sebuah peran yang cultural yang dominan dalam memodivikasi masyarakat muslim dengan asupan modern.

Secara keseluruhan buku sejarah sosial umat Islam terdiri dari tiga bagaian yang masing-masing disertai pendahuluan dan kesimpulan yang mengandung konsep yang menjadi dasar pijakan dalam pasal yang bersifa naratif. Dalam metode penulisan dalam buku ini, agar menjauhkan terhadap asumsi pembaca terhadap buku ini bahwa bab pendahuluan dan kesimpulan dapat di baca secara terpisah atau di hubungkan dengan periode dan wilayah kesejarahan dalam susunan tersebut memudahkan pembaca mengkajinya secara berulang-ulang.
IV. BIOGRAFI PENULIS

a.                 Biografi dan Karir Academik Penulis

Ira M. Lapidus adalah Profesor Emeritus Timur Tengah dan Sejarah Islam di Universitas California di Berkeley. Dia adalah penulis A History of Islamic Societies, dan Contemporary Islamic Movements in Historical Perspective, di antara karya lainnya.
Lapidus lahir dan besar di Brooklyn, New York. Ia lahir dari orangtua imigran, yang menanamkan rasa nilai pendidikan di dalam dirinya dan saudaranya. Dia menghadiri Jefferson High School di Brooklyn, di mana seorang guru sejarah membantunya mempersiapkan diri untuk tes penerimaan dan menyarankan agar dia melanjutkan studi sejarah Asia.

Lapidus melanjutkan ke perguruan tinggi dan sekolah pascasarjana di Harvard. Sebagai sarjana di Harvard, dia mengikuti kursus sejarah Timur Tengah yang diajarkan oleh Sir Hamilton Gibb. Ia menikmati kelas dan menyukai instruktur, yang mendorongnya untuk mengejar ilmu sosial selain sejarah. Lapidus terus mengikuti kelas di Timur Tengah dan sejarah Islam, dan setelah lulus memasuki karir di bidang akademis.

Profesor Lapidus mulai mengajar di UC Berkeley pada tahun 1965. Dia terutama mengajar kursus tentang sejarah Islam awal dan sejarah Timur Tengah Modern, namun juga kursus tentang sejarah Mediterania dan Islam di Asia Selatan dan Selatan. Dalam seminar pascasarjana ia mengajar sejarah dan kursus Islam tentang konsep dan metode sains sosial untuk sejarawan. Dia telah melatih mahasiswa pascasarjana dalam Sejarah, Antropologi, Bahasa dan Sastra Timur Dekat, Ilmu Politik, Geografi dan disiplin lainnya. Profesor Lapidus juga telah memberi ceramah secara luas kepada khalayak umum, dan sering diwawancarai untuk artikel televisi, radio dan surat kabar.

Profesor Lapidus selama bertahun-tahun menjadi Ketua Pusat Studi Timur Tengah di Berkeley. Dia adalah presiden dan direktur Asosiasi Studi Timur Tengah (1984) yang lalu, dan telah bertugas di banyak komite administrasi, penasihat dan review profesional termasuk Komite Kunjungan untuk Georgetown dan Universitas Harvard, Yayasan Rockefeller, dan Institut Princeton untuk Studi Lanjutan. Dia adalah anggota delegasi Studi Timur Tengah Amerika Serikat untuk Republik Rakyat Cina. Dia telah bertugas di dewan editorial Journal of Urban History, Journal of Economic and Social History of the Orient, dan Journal of Early Modern Europe.

Lapidus secara teratur mengunjungi Roma dan kota-kota Eropa lainnya bersama istrinya, penulis Brenda Webster. Selama karir akademisnya, dia telah melakukan penelitian di Inggris, Prancis, Turki, Mesir, Suriah, bekas Uni Soviet, Pakistan, dan India, dan telah melakukan perjalanan secara ekstensif di wilayah Muslim di Afrika Utara, Timur Tengah, bekas Soviet Tengah Asia, India, Indonesia dan China barat.

Serta karyanya di bidang akademis, Lapidus adalah seorang fotografer seni rupa yang produktif yang memfokuskan pada adegan jalanan, ruang kota, dan refleksi baik secara literal dan metaforis. Dia telah dipamerkan di A.C.C.I. Galeri di Berkeley, CA, Club di Claremont di Oakland, CA, the Fetterly Gallery di Vallejo, CA, dan tempat lain. Karyanya telah dipublikasikan di Photo Metro, Women's Studies, Fiction International, dan San Francisco Chronicle.

b.                Foto-fotonya dipegang di banyak koleksi pribadi.

Fellowships, honors and awards
Lifetime Achievement Award, Medievalists Timur Tengah, 2001 American Philosophical Society, anggota terpilih, 1994 Rekan, Yayasan Rockefeller, Bellagio Study Center, 1990

Beasiswa terkenal lainnya termasuk Social Science Research Council, the Guggenheim, dan Mellon Foundations, Stanford Center for Advanced Study in the Behavioral Sciences, the Hoover Institution, Ecole Pratique des Hautes Etudes (Paris), dan National Endowment for the Humanities .

c.                 Asosiasi profesional

Presiden, Asosiasi Studi Timur Tengah, 1983-84

Direktur, The Urban History Association, 1990-1996

Dewan Direksi, Asosiasi Studi Timur Tengah, 1972-75, 1981-85

Direktur Pusat Pemahaman Muslim-Kristen, Georgetown, 1992-1996

d.    Buku

Kota-Kota Muslim di Abad Pertengahan, 1967, 1984 Kota Timur Tengah, editor, 1969

Gerakan Islam Kontemporer dalam Perspektif Historis, 1984

Islam, Politik dan Gerakan Sosial, editor (dengan Edmund Burke), 1988 Sejarah Masyarakat Islam, 1988, 2002, 2014

Masyarakat Islam sampai Abad Kesembilan Belas: Sejarah Global, 2012

e.                 Referensi

^           "Profil Fakultas Terafiliasi CMES". Berkeley.edu Diakses pada 19 Desember 2010.

^           A b "wawancara UC Berkeley". Diakses pada 19 Desember 2010.

^           A b c d Wawancara dengan Ira Lapidus, Juni 2013

^           "Situs fotografi Ira Lapidus". Diakses pada 3 Juni 2013.

^           "Medievalis Timur Tengah". Diakses pada 23 Desember 2010.

^           "American Philosophical Society". Diakses pada 23 Desember 2010.

^           "Rockefeller Foundation" (PDF). Diakses pada 23 Desember 2010.
^  Profil Anggota Asosiasi Timur Tengah". Diakses pada 23 Desember 2010.

^  "Perwira Sejarah Urban saat ini dan masa lalu". Diakses pada 23 Desember 2010.

^  "Asosiasi Studi Timur Tengah".

^  "Pusat Pemahaman Muslim-Kristen" (PDF).

V.   KESIMPULAN (CONCLUSION)

Reviewer dapat menyimpulkan bahwa buku tersebut dari berbagai segi yang dikritik Awal sampai akhir, telah memenuhi kritikan, bahwa buku tersebut sangat baik sebagai bagian dari penulisan sejarah baik dari segi sumber yang digunakan juga menuliskan keterangan waktu yang merupakan ciri khas penulisan sejarah.

Beberapa asumsi, yang telah disampaikan secara dan simplistik di atas, bersandar pada berbagai rujukan sejarah, pengetahuan sosial, dan rujukan filsafat sekalipun demikian, sebagai sejarawan, dorongan utama saya bukan pada tataran teoretis, melainkan pada adaptasi asumsi teoretis tersebut terhadap perlunya sebuah eksposisi yang koheren dan akurat. Sentral permasalahan dalam buku ini adalah bagaimana menyajikan materi sejarah yang penuh dengan keragaman, bahkan ia merupakan sejarah yang mempertahankan konsep kesejarahan dan ikatan institusional mereka. Kepada para pembaca buku dimaksudkan untuk menyampaikan keseluruhan sejarah islam yang koheren. Sebagai seorang dosen, saya telah cukup lama sampai pada kesimpulan bahwasanya peristiwa dan kejadian sehari-hari cenderung mengaburkan daripada memperjelas pandangan kita dan bahwasanya garis besar tentang keutuhan suatu pandangan sangat berguna untuk memahami berbagai peristiwa spesifik. Hanya dengan pandangan yang utuh tersebut kita dapat mencapai sikap dan perspektif yang memungkinkan untuk mengenali faktor-faktor dasar struktural mengenai kecenderungan sejarah dan membedakannya dari pertimbangan yang bersifat aksidental.

Jelaslah, bahwasanya metode tersebut bukan sebagai upaya menegaskan esensial Islam, melainkan sebagai upaya mengembangkan metode komparatif untuk menilai peran keyakinan, institusi, dan identitas Islam dalam konteks sejarah tertentu. Mekanisme yang saya terapkan berdasarkan pada sejumlah asumsi bahwasanya masyarakat Islam dibangun berdasarkan institusi tertentu dan bahwasanya institusi tersebut tunduk kepada keragaman internal, keragaman pola hubungan antar mereka, dan keragaman zaman. Faktor institusional tersebut menekankan batasan yang memungkinkan kita memahami pangkal permasalahan yang lebih luas mengenai beberapa hal bahkan hal itu juga memungkinkan penggambaran masyarakat individual sebagai entitas yang konkret dan berbeda-beda. Dengan memahami kera gaman institusi dalam konteks yang berbeda, kita akan mampu memahami mengapa masyarakat Islam memiliki persamaan dalam perwujudannya yang bersifat umum dan bahkan dapat juga memahami perbedaan yang cukup banyak dalam hal-hal yang bersifat spesifik. Secara keseluruhan paket Sejarah Sosial Umat Islam ini terdiri tiga bagian, yang masing-masing disertai pendahuluan dan kesimpulan yang mengandung konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan dalam pasal-pasal yang bersifat naratif. Untuk menjaga keutuhan pemahaman mengenai
emolusi masyarakat Islam bab pendahuluan dan kesimpulan dapat dibaca secara terpisah atau dihubungkan dengan pilihan periode dan wilayah kesejarahan Susunan seperti ini memudahkan pembaca mengadakan pendekatan terhadap buku ini, namun mengharuskan para pembaca mengkajinya secara berulang-ulang oleh karena itu saya mengharapkan sikap dewasa dan perhatian pembaca atas seluruh isi karya ini.

Masing-masing tiga bagian buku ini berkaitan dengan peristiwa-peristiwa besar sejarah Islam: (i) asal mula; (ii) penyebaran dan (iii) transformasi modern masyarakat Islam. Artinya bahwasanya nilai-nilai kultur, seni, kesastraan, dan keagamaan utamanya akan dibahas pada Buku Bagian Pertama, dan tema-tema tersebut sedikit disinggung secara singkat sebagai referensi pada Buku Bagian Kedua dan Buku Bagian Ketiga. Buku Bagian Kedua cenderung menekankan aspek-aspek institusional. Sejarah masyarakat Islam Timur Tengah termuat didalam ketiga buku tersebut, sedang sejarah masyarakat Islam lainnya terdapat pada Buku Kedua dan Ketiga sekalipun demi kian terdapat beberapa pengecualian. Meskipun Buku Pertama pada umumnya berkaitan dengan pembentukan masyarakat Timur Tengah dari abad VII sampai abad VIII, namun demi kesinambungan narasi maka sejarah awal Arab Timur Tengah, sejarah awal Afrika utara dan Spanyol dikelompokkan persesuaian regional yakni dalam Buku kedua beberapa pasalnya berdasarkan sangat berguna untuk dibaca sebagai kelanjutan dari Bagian Pertama. Demikianlah pula keseluruhan sejarah semenanjung Arabia. Libya dan Caucasus dibahas dalam Buku Ketiga dan tidak terkandung di dalam kedua buku lainnya. keseluruhan sejarah masyarakat Islam yang menjadi subjek studi buku ini berakhir pada periode sekitar 1980an dan mengandung beberapa referensi mengenai perkembangan Islam tahun 1984 M.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar